dok. pribadi
Pada dasarnya dunia pendidikan tidak pernah mengenal
batasan usia bagi yang ingin menuntut ilmu, dari umur Batita (bayi tiga tahun)
hingga umur lansia. Namun, alangkah baiknya jika sejak kecil sudah diajarkan untuk
mencari ilmu, atau masuk ke sekolah-sekolah. Seperti Sekolah Bermain Matahari ini,
sekolah yang didirikan di sekitar Sungai Ciliwung Depok ini untuk menampung anak-anak
yang memang tidak atau belum masuk sekolah dasar.
Sekolah ini berbasis non-profit, sekolah yang didirikan tidak untuk mencari keuntungan berupa
uang. Sehingga sekolah ini gratis bagi anak-anak yang ingin menjadi bagian dari
sekolah itu. Muhammad Akhyar, atau biasa dipanggil Kak Akhyar, pendiri Sekolah
Bermain Matahari sekaligus lulusan Fakultas Psikologi UI mengatakan awal
dibentuknya sekolah ini adalah ketika ia sedang observasi untuk bahan
skripsinya pada awal tahun 2012. Ia menemukan anak-anak di lingkungan tersebut
sedang bermain, padahal saat itu seharusnya mereka sedang di dalam kelas untuk
belajar. “Alasan saya bentuk sekolah ini adalah karena saya sedih, anak-anak di
sekitar Sungai Ciliwung ini masih banyak yang belum bisa bersekolah, terlebih karena
faktor ekonomi keluarga mereka,” ucap Kak Akhyar.
Dari rasa kesedihan itulah timbul rasa peduli
terhadap anak-anak lingkungan di daerah tersebut. “Akhirnya saya mengajak
beberapa teman saya, saya ceritakan detail lingkungan tersebut, kondisi di
daerah itu, dan mereka setuju untuk ikut dalam membentuk sekolah kecil ini”
ucap Akhyar.
Tepat pada 1 November 2012, Sekolah Bermain Matahari
berdiri. Sekolah yang dibentuk tanpa mencari keuntungan berupa uang, melainkan
peduli terhadap anak-anak di lingkungan Sungai Ciliwung yang tidak bisa
bersekolah. Berada di Jln. H. M. Thohir Gang Sana RT04/01 No. 56 Margonda Raya,
Depok ini bukan hanya dikhususkan untuk anak-anak berada di sekitar sekolah
itu. Sekolah yang masa pembelajarannya setiap Sabtu-Minggu ini juga menerima
anak-anak dari umur tiga tahun hingga umur lima belas
tahun. Konsep pembelajarannya pun tidak asal. Sekolah ini menggunakan metode
memberikan pengetahuan kepada anak dengan cara bermain, yang merupakan cara
efektif untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak.
Mamet, siswa Sekolah Bermain Matahari yang memang
tinggal di daerah tersebut senang dengan ada nya sekolah ini “senang, terus
seru juga belajarnya, main-main” ujar Mamet. Mamet memang belum bersekolah,
lantaran ada beberapa faktor yang membuat ia belum bisa bersekolah. Siswa
lainnya, Gaza, mengatakan hal yang sama, ia senang bisa belajar dan juga bermain
bersama teman-temannya.
Lingkungan sekitar juga memengaruhi perkembangan
anak dalam mencari bakat-bakatnya, baik dari orang tuanya, orang-orang
terdekat, dan fasilitas sekitar. Wisjnu Martani, seoramg dosen Fakultas
Piskologi Universitas Gadjah Mada, dalam jurnalnya yang berjudul “Metode Stimulasi dan
Perkembangan Emosi Anak Usia Dini” mengatakan bahwa lingkungan menyediakan sesuatu
yang dibutuhkan anak, dan anak akan memanfaatkan apa yang ditawarkan oleh
lingkungan. Orang dewasa dapat melatih, menjelaskan, dan mengoreksi anak, atau
menunjukkan sesuatu kepada anak.
Maka dari itu, Sekolah Bermain Matahari hadir untuk anak-anak
yang berada di pinggiran Sungai CIliwung Depok dan juga sekitarnya, guna
menampung mereka yang memang belum atau tidak bisa bersekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar