Cinta Penuh Sastra - Cella Svatantra

Cella yang berarti ruang (Latin) dan Svatantra berarti bebas (Sansekerta).

Rabu, 11 September 2019

Cinta Penuh Sastra

dok. pribadi
   
  JAKARTA - “Sejauh pengamatan, Irawan sudah menghasilkan empat antologi puisi tunggal, yaitu Anggur, Apel dan Pisau Itu (2016), Dan Kota-Kota Pun (2016), Giang, Menulis Sungi Kata-Kata Menjadi Batu (2017) – pemenang utama anugerah Hari Puisi Indonesia (2017), dan Air Mata Topeng (2017), antologi puisi terbarunya yang akan kita bincangkan” ujar Maman dalam acara diskusi buku Air Mata Topeng karya Irawan Sandhya Wiraatmaja yang diadakan di Warung Apresiasi (Wapress), Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018).

    Buku Air Mata Topeng ini memuat 102 puisi yang disusun secara acak. Meski begitu, patut dipertimbangkan cara penyusunan tematik atau kronologis, agar pembaca tidak terlalu sulit mencari benang merahnya. “Jadi, Irawan ini menyatukan puisi-puisi yang ia buat ke dalam satu buku secara acak, namun, ia tetap mempertimbangkan susunan puisi nya agar menjadi lebih bagus.” ucap Maman ketika menjelaskan isi dari buku tersebut.

   “Siapa yang berkhianat? Bukankah garam harus membagi dengan gula dalam sebuah pertemuan yang kekal, atau hanya berjalan di arah yang berbeda, timur atau barat.” Puisi tersebut merupakan bagian dari puisi yang terdapat di dalam buku Air Mata Topeng. Judul puisi tersebut adalah Sebutir Garam di Secangkir Air.  Menurut Maman, permainan puisi sering kali tidak sama dengan permainan puzzle atau mengisi teka-teki silang, “manusia dablek yang tidak tahu diri, sudah tahu tersesat dalam komunitas, tapi toh malah keasyikan dengan ketersesatan nya” Ucap Maman.

   Irawan sendiri sudah mulai menulis ketika ia duduk di bangku SMA. Awalnya ia hanya ikut tergabung dalam salah satu grup menulis di SMA, namun, hingga saat ini, menulis puisi merupakan kebiasaan yang tidak bisa ditinggal. Meskipun ia menjabat sebagai Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, ia tidak melupakan hobi dalam menulis puisi, bahkan sudah lima buku antologi puisi yang ia buat.

    Dalam acara diskusi kali ini, Irawan menuturkan proses kreatifnya dalam kepenyairan juga sekilas tentang lahirnya buku kelima nya yang berjudul “Air Mata Topeng”. Irawan juga membacakan puisi untuk temannya yang sudah almarhum, Wahyu Prasetya. Beliau pernah memiliki rencana untuk membuat buku puisi bersama, namun rencana itu belum tercapai hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar